Cara Mempelajari Suara Perkutut Untuk Burung Kwalitas Kontes

Mempelajari suara perkutut merupakan hal yang sangat penting bagi Anda jka ingin mendapatkan perkutut yang berkualitas. Tentu saja, perkutut berkualitas ini diharpakan dapat menyenangkan pemiliknya dan menjadi juara di berbagi lomba, baik saat latihan bersama (latber), tingkat regional, tingkat besar, maupun tingkat nasiional. Jika Anda sudah paham berbagai jenis suara perkutut , Anda tidak mudah tertipu dan dapat membedakan suara perkutut yang bagus dan tidak. Walaupun secara fisik baik, belum tentu suaranya sesuai dengan yang diinginkan.

Bagi kung mania pemula, tentu hal ini tidak mudah dilakukan. Karena itu, pelajari dahulu suara perkutut yang berkualitas agar mampu membedakan suara perkutut yang bagus dan tidak. Perkutut yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanya perkutut jantan. Di alam bebas, suara perkutut jantan diperdengarkan untuk memikat calon pasangannya. Jadi, bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi atau burung lomba harus perkutut jantan. Sementara itu, bagi yang ingin memelihara perkutut sebagai klangenan, bisa memilih perkutut jantan atau perkutut betina. Berikut cir-ciri suara perkutut jantan yang baik.
  • Perkutut dianggap bagus jika memiliki ketiga bagian suara depan, suara tengah, dan suara belakang (ujung).
  • Usahakan pilih perkutut yang memiliki volume suara besar atau cowong dengan irama yang renggang-renggang.
  • Suaranya stabil dan dasar suaranya bagus. Dasar suara yang bagus itu jernih dan tidak mendem.
  • Ketukan dobel satu setengah atau dobel plus. Misalnya klau-ke-te-ke-te-te-kung.
Perkutut pada dasarnya memiliki empat ketukan suku kata suara yang disebut pakem suara perkutut, yaitu klao-ke-te-kung. Empat ketukan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu suara depan, suara tengah, dan suara belakang atau ujung. Klao adalah ketukan suara depan. Selain klao, kleo dan kliu juga merupakan suara depan. Akhiran ao, eo, dan iu menunjukkan volume. Ao disebut kelas A karena menghasilkan volume suara yang besar. Eo disebut kelas B dengan suara yang dihasilkan sedang atu menengah. lu disebut kelas C karena suara yang dihasilkan kecil melengking. Sementara itu, ke-te adalah ketukan suara tengah dan kung adalah ketukan suara ujung. Suara tengah merupakan penentu jumlah ketukan saat perkutut bersuara klao-ke-te-ke-kung atau klao-ke-te-te-kung, perkutut tersebut memiliki lima ketukan atau satu setengah (sari). Untuk lebih jelas berikut ini penamaan atau istilah untuk menyebut ketukan lengkah suara burung perkutut.
  • Klao-ke-te-kung disebut engkel, terdiri dari empat ketukan. 
  • Klao-ke-te-te-kung disebut satu setengah atau sari, terdiri dari lima ketukan. 
  • Klao-ke-te-ke-te-kung disebut dobel, terdiri dari enam ketukan.
  • Klao-ke-te-ke-te-te-kung disebut dobel plus, terdiri dari tujuh ketukan.
  • Klao-ke-te-ke-te-ke-te-kung disebut tripel, terdiri dari delapan ketukan.
  • Klao-ke-te-ke-te-ke-te-ke-te-....... dan seterusnya disebut tripel plus.
Uara depan (angkatan) dan suara ujung (kung) pada umumnya akan mengalami perubahan saat menjadi dewasa. Bahkan perubahannya ada yang drastis. Angkatan merupakan istilah atau kebiasaan para kung mania untuk menyebut satu tarikan napas untuk mengeluarkan suara dpan. Contohnya, klao, kleo, wao, wea, haw, dan hew. Sementara itu, kung adalah suara ujung dari perkutut. Secara umum kita bisa memilih suara depan dan ujung yang panjang.

Artikel Terkait

Cara Mempelajari Suara Perkutut Untuk Burung Kwalitas Kontes
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Note: Only a member of this blog may post a comment.