Burung gelatik wingko yang masih berstatus bahan (bakalan/Anakan) pun juga sudah mengeluarkan bunyi/ngoceh. Burung gelatik wingko anakan mempunyai daya adaptasi yang tinggi, jadi walaupun masih berstatus bahan burung ini biasanya sudah berkicau. Burung gelatik wingko yang masih berstatus bahan jika rajin berkicau, sebaiknya cepat-cepat kita pilih. Ini menandakan bahwa burung tersebut receh (rajin berkicau) dan mempunyai mental yang baik.
Tidak terlalu liar atau jinak merupakan kunci kemampuan adaptasi yang begitu cepat terhadap lingkungan barunya. Burung gelatik wingko yang bagus sebagai burung peliharaan jika mempunyai sifat tidak terlalu liar. Burung yang jinak adalah burung sudah mapan dengan lingkungan dan tidak merasa tercekam jika ada kebisingan dari luar sangkar.
Burung yang terlalu liar ketika disangkar merasa tidak senang dengan keadaan sekitar sehingga menabrak-nabrak ruji sangkar sehingga membuat bulu ekor, sayap dan paruhnya akan rusak bahkan akan menyebabkan luka sehingga burung menjadi stres dan sulit untuk sembuh.
Burung gelatik wingko yang jinak ditandai dengan berbagai penampakan morfologis yaitu bulu yang halus, warna tajam mengkilap dan bulu paruh yang utuh. Kita tidak perlu khawatir jika mendapatkan burung gelatik wingko bahan yang masih liar, karena ada beberapa tips untuk menjinakkan burung yang terlalu liar yaitu menyemprotkan dengan air setiap paginya dan membiasakan memberikan pakan Extra Fooding baik berupa jangkrik atau ulat dengan tangan.
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai burung tersebut ketika kita dekati tidak terlalu ketakutan dan menabrak-nabrak ruji sangkar. Disarankan dalam menyemprot burung tidak terlalu basah kuyup. Ini bisa menyebabkan burung tersebut akan kedinginan dan yang dikhawatirkan burung tersebut tidak mau menyisir bulunya (didis=Jawa) sehingga bulu yang basah kuyup tadi tidak cepat kering dan menyebabkan burung menjadi sakit. Selain itu bisa menggunakan cara lain yaitu meletakkan sangkar burung agak tinggi di tempat lalu lalang manusia.
Perlakuan ini dilakukan selama seminggu, kemudian diletakkan agak rendah sedikit secara bertahap diturunkan sampai gantungan yang ideal. Selanjutnya teraphy lapar yaitu mengkondisikan burung dalam keadaan lapar tetapi tetap dikontrol. Hindari meletakkan makanan pada cepuk wadah pakan burung pada sore hari menjelang tidur sehinga keesokan harinya burung akan merasa lapar dan timbul rasa ketergantungan burung pada pemelihara.
Pada pagi hari berikan seekor jangkrik yang kita tusuk dengan lidi, lihat reaksi burung jika belum mau menyambar jangkrik ulangi lagi satu jam kemudian. Jika sampai jam 10 belum mau menyambar jangkrik maka berikan jangkrik ke cepuk wadah pakan 2 ekor, sore 1 ekor agar tidak terjadi hal yang fatal.
Ulangi lagi pada hari berikutnya, apabila burung sudah mau menyambar jangkrik pada lidi coba ganti cara pemberian dengan tangan. Jika sudah mau menyambar jangkrik dengan tangan berarti sudah dalam keadaan jinak. Ulangi kegiatan tersebut sampai burung benar-benar dalam keadaan jinak.
Tidak terlalu liar atau jinak merupakan kunci kemampuan adaptasi yang begitu cepat terhadap lingkungan barunya. Burung gelatik wingko yang bagus sebagai burung peliharaan jika mempunyai sifat tidak terlalu liar. Burung yang jinak adalah burung sudah mapan dengan lingkungan dan tidak merasa tercekam jika ada kebisingan dari luar sangkar.
![]() |
Gelatik gacor |
Burung yang terlalu liar ketika disangkar merasa tidak senang dengan keadaan sekitar sehingga menabrak-nabrak ruji sangkar sehingga membuat bulu ekor, sayap dan paruhnya akan rusak bahkan akan menyebabkan luka sehingga burung menjadi stres dan sulit untuk sembuh.
Burung gelatik wingko yang jinak ditandai dengan berbagai penampakan morfologis yaitu bulu yang halus, warna tajam mengkilap dan bulu paruh yang utuh. Kita tidak perlu khawatir jika mendapatkan burung gelatik wingko bahan yang masih liar, karena ada beberapa tips untuk menjinakkan burung yang terlalu liar yaitu menyemprotkan dengan air setiap paginya dan membiasakan memberikan pakan Extra Fooding baik berupa jangkrik atau ulat dengan tangan.
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai burung tersebut ketika kita dekati tidak terlalu ketakutan dan menabrak-nabrak ruji sangkar. Disarankan dalam menyemprot burung tidak terlalu basah kuyup. Ini bisa menyebabkan burung tersebut akan kedinginan dan yang dikhawatirkan burung tersebut tidak mau menyisir bulunya (didis=Jawa) sehingga bulu yang basah kuyup tadi tidak cepat kering dan menyebabkan burung menjadi sakit. Selain itu bisa menggunakan cara lain yaitu meletakkan sangkar burung agak tinggi di tempat lalu lalang manusia.
Perlakuan ini dilakukan selama seminggu, kemudian diletakkan agak rendah sedikit secara bertahap diturunkan sampai gantungan yang ideal. Selanjutnya teraphy lapar yaitu mengkondisikan burung dalam keadaan lapar tetapi tetap dikontrol. Hindari meletakkan makanan pada cepuk wadah pakan burung pada sore hari menjelang tidur sehinga keesokan harinya burung akan merasa lapar dan timbul rasa ketergantungan burung pada pemelihara.
Pada pagi hari berikan seekor jangkrik yang kita tusuk dengan lidi, lihat reaksi burung jika belum mau menyambar jangkrik ulangi lagi satu jam kemudian. Jika sampai jam 10 belum mau menyambar jangkrik maka berikan jangkrik ke cepuk wadah pakan 2 ekor, sore 1 ekor agar tidak terjadi hal yang fatal.
Ulangi lagi pada hari berikutnya, apabila burung sudah mau menyambar jangkrik pada lidi coba ganti cara pemberian dengan tangan. Jika sudah mau menyambar jangkrik dengan tangan berarti sudah dalam keadaan jinak. Ulangi kegiatan tersebut sampai burung benar-benar dalam keadaan jinak.
Cara Supaya Anakan Gelatik Biar Cepat Berbunyi/Ngoceh
4/
5
Oleh
kulo
Note: Only a member of this blog may post a comment.